Minggu, 03 November 2013

BAB V. Manusia dan Keindahan

Dyah Nurlita Sari
1EA30
12213741



1.       Keindahan
·         Pengertian Keindahan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
·         Perbedaan nilai instrinsik dan nilai ekstrinsik
Nilai
intrinsik adalah hal-hal atau informasi, refrensi atau bahan2 dasar yang terkandung dalam sebuah karya hingga karya itu tercipta secara utuh. Unsur intrinsik dalam suatu objek, bisa berupa apa saja yang membentuk objek tersebut. Sedangkan nilai ekstrinsik yaitu, hal-hal atau informasi, refrensi atau materi dasar di luar karya tersebut yang ikut mendukung terciptanya sebuah karya. Biasanya nilai ekstrinsik ini berkaitan dengan gejolak atau situasi jaman yang mempengaruhi si seniman dalam menciptakan karyanya itu.
·         Cerita tentang keindahan suatu tempat.
pada waktu perpisahan SMA, saya dan teman-teman angktan VI SMAN 14 BEKASI, mengunjungi Jogjakrta. Kami mengunjungi berbagai tempat disana. Mulai candi Borobudur, candi Prambanan, Malioboro, Kraton, hingga pantai Prangtritis. Dari sekian tempat yang kami kunjungi, saya sangat terpesona dengan pantai Parangtritis. Itu pertama kalinya saya mengunjungi pantai parangtritis. Saya dibuat kagum oleh pandangan depan mata saya. Saya disuguhi oleh keindahan alam yang Tuhan ciptakan. Hamparan air, ombak tinggi, pasir pantai, dan keceriaan teman-teman menjadi satu memori terindah bagi saya yang akan terus saya kenang selama hidup saya.

2.       Renungan

·         Teori-teori dalam renungan

A.      Teori pengungkapan
Dalil dari teori ini adalah ” Arts are in expression of human feeling ” ( seni adalah merupakan ungkapan dari perasaan manusia ).
B.       Teori metafisik
Teori yang bersifat metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Sesuai dengan metafisika Plato yang mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita ilahi. Pada tahap yang lebih rendah terdapat realita duniawi yang merupakan cerminan semu yang mirip realita ilahi itu.
C.       Teori psikologis
Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Menurut Schiller, asal mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Seni semacam permainan yang menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan. Bagi Spencer, permainan itu berperan untuk mencegah kemampuan-kemampuan mental manusia menganggur dan kemudian menciut karena disia-siakan.

3.       Keserasian
A.       Teori objectif dan subjectif
Teori Objectif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptak nilai estetika adalah sifat (kulitas) yang memang melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.Pendukung teori objectif adalah Plato, Hegel.
Teori Subjectif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri sesorang yang mengamati suatu benda. Pendukung nya adalah Henry Home, Earlof Shaffesburry.
B.       Teori Perimbangan
 Dalam arti yang terbatas yakni secara kualitatif yang di ungkapkan dengan angka-angka, keindahan hanyalah kesan yang subjectif sifatnya dan berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak ada keteraturan yakni tersusun dari daya hidup, penggembaraan, dan pelimpahan.
Teori pengimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunanai Kuno dulu dipahami dalam arti terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka. Keindahan dianggap sebagai kualita dari benda-benda yang disusun (mempunyai bagian-bagian). Hubungan dari bagian-bagian yang menciptakan keindahan dapat dinyatakan sebagai perimbangan atau perbandingan angka-angka.
Teori ini hanya berlaku dari abad ke-5 sebelum Masehi sampai abad ke-17 Masehi selama 22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar