Senin, 14 November 2011

Revolution - The Beatles

You say you want a revolution
Well, you know
We all want to change the world
You tell me that it's evolution
Well, you know
We all want to change the world
But when you talk about destruction
Don't you know that you can count me out
Don't you know it's gonna be all right
all right, all right

You say you got a real solution
Well, you know
We'd all love to see the plan
You ask me for a contribution
Well, you know
We're doing what we can
But when you want money
for people with minds that hate
All I can tell is brother you have to wait
Don't you know it's gonna be all right
all right, all right
Ah

ah, ah, ah, ah, ah...

You say you'll change the constitution
Well, you know
We all want to change your head
You tell me it's the institution
Well, you know
You better free you mind instead
But if you go carrying pictures of chairman Mao
You ain't going to make it with anyone anyhow
Don't you know it's gonna be all right
all right, all right
all right, all right, all right
all right, all right, all right

upacara bendera yang punya esensi

haiiiii!!! ketemu lagi sama pemilik blog ini :) kali ini gue bakal sedikit menyampaikan sesuatu yg menurut gue penting. yap penting! knp? karena ini menyangkut rasa nasionalis-me..
dari judulnya aja udah ketauan ya kan ya kalo gue mau ngomogin tentang upacara.
upacara! ya upacara. lebih tepatnya upacara bendera yg kita sebagai pelajar pasti rutin melaksanakannya di hari senin. mungkin lo pada bilang "ada apa dengan upacara?" atau "upacara adalah salah satu hal yang paling menyebalkan. karena kita kepanasan, pegel, capek.. blaa..blaa..blaa"

gue sendiri sih juga kadang, bukan kadang sih tp hampir setiap upacara gue ngerasain pegel, panas, bete, dan bawaannya mau ngobrol terus yg pada akhirnya nanti ketauan guru. terus diomelin. gitu kan ya??
well, gue bakal ngasih tau sesuatu tentang upacara, lebih tepatnya upacara yang punya esensi. ngga banyak sih, tp gue berharap ini bisa berguna buat kalian semua yg baca..
upacara itu kan termaksud bagian dari nasionalisme terutama upacara bendera yg setiap senin kita sebagai pelajar selalu melaksanakannya. gue jg sebenernya baru menyadari ini. nahh upacara itu bukan hanya upacara bendera aja, banyak.. cuman disini yg gue bahas adalah upacara bendera. knp? karena ada kesalahan dari pelaksanaan upacara bendera disekolah. ngga ada esensinya, ngga ada energinya. nah menurut sumber yg gue dapet, uapacara bendera itu punya  tujuan :
  • mendisiplinkan siswa dalam suatu kegiatan bersama. 
  • mengajak kita untuk berjiwa nasionalis. Berdiri dan menghormat kepada bendera sang saka merah putih dengan diiringi lagu Indonesia Raya. kalo lo  bisa disiplin , maka pada saat pengibaran bendera itu, hati lo akan bergetar sekaligus bangga karena sang merah putih berkibar dengan gagahnya..
  • mengajarkan pada kita untuk mengenang jasa para pahlawan, mendoakannya, dan menyanyikan lagu-lagu nasional yang membuat siswa/i tahu sejarah bangsa Indonesia dan menanamkan jiwa patriotisme di kalangan anak muda.
nah itu tujuan upacara bendera yg rutin dilaksanakan setiap hari senin. tp sayang seribu sayang, semakin kesini tujuan dari upacara itu semakin hilang. yg disampaikan oleh inspektur atau pembina cuman yg berkaitan tentang kegiatan sekolah. pernah si gue dengar kepala sekolah gue (pak Ardin) menyampaikan tentang sejarah bangsa ini, tp cuma basicnya aja.. dan itu juga disampaikan pas hari2 tertentu aja kaya hari kemerdekaan RI, sumpah pemuda, hari kesaktian pancasila doang. di hari2 biasa ngga pernah. palingan cuma "kalian tuh harus menghormati jasa2 para pahlawan kita. blaa.blaa...."

 kemarin senin, gue upacara bendera yg rutin. ehh bukan upacara sih tp apel.. terus pak Usman bilang gini "gimana kalian bisa berguna buat bangsa ini kalo sama panas aja kalian taku!" behhhhh menghentak bgt tuh kata2. terus ya setelah itu timbul di benak gue "apakan upacara itu termaksud bagian dari nasionalisme?" krn gue setiap upacara bendera pas lagi pengibaran bendera sering denger temen sebelah gue ngobrol. bukan hal yang aneh emang. tp jujur! gue ngga pernah ngobrol pas lagi pengibaran bendera. dan itu yg gue sayangkan. dan gue pun bertanya sama ka Aldi, kakak kelas gue.
ini dia message gue ke dia :

Dyah Nurlita Nh :Ka, upacara bendera termaksud bagian dari nasionalisme?
Aldi Rebel : itu pada dasarnya untuk mengingatkan kita tentang revolusi yang belum selesai....menampar setiap paginya bahwa perjuangan ini masih panjang...dan mencoba secara halus menyadarkan bangsa akan sejarahnya
Dyah Nurlita Nh : Lo pernah ngga pas lg upacara terutama pas lg amanat, lo ngobrol?
Aldi Rebel : setiap upacara di sekolah gue ngobrol(untuk upacara yang punya energi gue serius)... disana uda nggak punya lagi energi yang keluar...minim esensi, hanya sebagai rutinitas semata,,,tapi dari sisi positivnya bagus itu kalau tetap ada....dan obrolkanlah waktu upacara itu bagaimana bangsa ini kedepannya...

Dyah Nurlita Nh : Contohnya upacara yg punya energi?
Aldi Rebel : yang berisi, yang punya esensi....yang di dalamnya di jabarkan sejarah bangsa yang asli yang telah diglapkan dan terlupakan.

nah udah tau kan upacara yg berenergi, yg berisi, yg punya esensi gimana? dan sekarang lo rasain deh. apakah di sekolah lo udah ngelakuin upacara yg berisi, yg punya esensi? apakah lo udah merasakan upacara yg setiap amanatnya menjabarkan sejarah bangsa yg asli yg telah digelapkan dan dilupakan???
kalo gue sih ya "BELOM" 


semoga ini bisa bermanfaat buat kalian yg emang PEDULI pada bangsa ini, sebagai generasi pemuda tentunya. karena di tangan pemuda lah masa depan bengsa ini kedepannya. pemuda adalah tombak bangsa ini, pemuda rusak, rusaklah bangsa ini. 

seperti Bung Karno pernah bilang : "berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia . (Bung Karno)" 

JAYALAH INDONESIA KU
 

Jumat, 11 November 2011

Surat dari Che Guevara, untuk Kawan-kawan Muda

Kami percaya bahwa perjuangan revolusioner adalah suatu perjuangan yang sangat panjang, sangat sulit. Sulit, tetapi jelas tidak berarti mustahil, bahwa suatu kemenangan revolusi di suatu negara hanya akan terjadi di negara itu saja.
(Che Guevara)

Kalau aku boleh memilih untuk berjuang, mungkin saat ini aku ingin tinggal bersama kalian. Melewati jalanan yang padat lalu lintas, dengan iring-iringan spanduk yang panjang, kalian ketuk nurani para penguasa. Kaum yang berbaju megah, berkendaraan bagus dan punya mobil mengkilap. Kalian pertaruhkan segalanya, kesempatan untuk hidup senang, kemapanan pekerjaan, dan sekolah yang kini kian mahal. Buang segala teori sosial yang ternyata tak bisa membaca kenyataan. Keluar kalian dari training-training yang pada akhirnya tidak membuat kita paham dan mau membela orang miskin. Kupilih tinggal serta berjuang di hutan karena di sana aku kembali mendengar rintih dan suara orang yang hidupnya menderita.

Andaikan aku masih diberi kesempatan untuk kembali ke negerimu pastilah aku enggan untuk duduk di kursi. Akan aku habiskan waktuku untuk mengelilingi kotamu yang padat dengan orang miskin. Akan kusapa setiap anak lapar yang menjinjing bekas botol minuman untuk mendapat uang receh. Akan aku datangi para nelayan yang kini lautnya dipenuhi oleh pipa-pipa gas perusahaan asing. Akan kubantu para buruh bangunan yang menghabiskan waktunya untuk memanggul alat-alat berat. Dan akan kutemani para buruh pabrik yang masih saja diancam oleh PHK. Tentu aku akan mendatangimu anak muda, yang resah dengan kenaikan BBM atau proyek pendidikan yang kian hari kian mahal. Kurasa aku tidak bisa istirahat jika tinggal di negerimu.

Kalau aku boleh memilih untuk melawan, mungkin sekarang ini aku akan duduk bersama kalian. Aku akan bilang kalau perjuangan bukan saja melalui tulisan, puisi, buku, apalagi setajuk proposal! Perjuangan butuh keringat, pekikan suara, dan dentuman kata-kata. Kita bukan melawan seekor siput tapi buaya yang akan menerkam jika kita lengah. Hutan rimba mengajariku untuk tidak mudah percaya pada mulut-mulut manis. Hutan rimba mendidikku untuk tidak terlalu yakin dengan janji. Aku sudah hapal mana tabiat srigala dan mana watak kelinci. Kalau kau baca tulisanku, mustinya kau bisa meyakini, kalau kekuasaan hanya bisa bertahan selama kita mematuhinnya. Kekuasaan bisa bertahan selama mereka mampu menebar ketakutan. Dan aku sejak dulu dididik untuk selalu sangsi dan curiga pada penguasa!

Kalau aku bisa memilih, mungkin sekarang aku ingin berjalan dengan kalian. Menonton orang-orang pandai berdebat di muka televisi atau aktivis yang melacurkan keyakinannya. Ngeri aku menyaksikan orang-orang pandai yang berbohong dengan ilmunya. Sederet angka dibuat untuk membuat orang percaya bahwa si miskin makin hari makin berkurang. Menonton aktivis senior yang kini juga berebut untuk duduk jadi penguasa. Katanya: di dalam kekuasaan tidak ada suara rakyat maka kita mengisinya. Aku bilang, itulah para pembual yang yakin jika perubahan bisa muncul karena kita duduk di belakang meja. Demokrasi acapkali berangkat dari dalil yang naif seperti itu. Aku sayangnya tak lagi bisa memilih, untuk berdiri dan berbincang dengan kalian semua.

Anak muda, aku telah tuliskan puluhan karya untuk menemanimu. Dibungkus dengan sampul wajahku, yang tampak belia dan mungkin tampan, aku tuangkan pesan kepada kalian. Keberanian yang membuat kalian akan tahan dalam situasi apapun! Hutan melatihku untuk percaya kalau kemapanan, kenikmatan badaniah, apalagi kekayaan hanya menjadi racun bagi tubuh kita. Kemapanan membuat otakmu makin lama makin bebal. Kau hanya mampu mengunyah teori untuk disemburkan lagi. Kemapanan membuat hidupmu seperti seekor ular yang hanya mampu berjalan merayap. Kekayaan akan membuat tubuhmu seperti sebatang bangkai. Hutan melatihku untuk menggunakan badanku secara penuh. Kakiku untuk lari kencang bila musuh datang dan tanganku untuk mengayun pukulan jika aku diserang. Anak muda, nyali sama harganya dengan nyawa. Jika itu hilang, niscaya tak ada gunanya kau hidup!

Keberanian itu seperti sikap keberimanan. Jika kau peroleh keberanian maka kau memiliki harga diri. Sikap bermartabat yang membuatmu tidak mudah untuk dibujuk. Hutan membuatku selalu awas dengan ketenangan, kedamaian, dan cicit suara burung. Hutan melatihku untuk sensitif pada suara apa saja. Jangan mudah kau terpikat oleh kedudukan, pengaruh, dan ketenaran. Kedudukan yang tinggi akan membuatmu seperti manusia yang diatur oleh mesin. Kutinggalkan jabatan menteri karena hidupku menjadi lebih terbatas dan ruang sosialku dipenuhi oleh manusia budak, yang bergerak kalau disuruh. Apalagi ketenaran hanya akan mendorongmu untuk selalu ingin menyenangkan semua orang, membuat lumpuh energi perlawananmu. Ingat, racun segala perubahan ketika dirimu merasa nyaman.

Rasa nyaman yang kini kusaksikan di sekelilingmu. Anak-anak muda yang puas menjadi pekerja upahan sambil menyita tanah sesamanya. Ada anak muda yang duduk di parlemen malah minta tambahan gaji! Anak muda yang lain dengan tenaganya menyumbangkan diri untuk menjadi preman bagi kekuasaan bandit. Bahkan pendidikan hukum mereka gunakan untuk membela kaum pengusaha ketimbang orang miskin. Anak-anak muda yang banyak lagak ini memang tidak bisa dibinasakan. Mereka hidup karena ada kemiskinan, keculasan kekuasaan, dan lindungan proyek lembaga donor. Aku enggan untuk berjumpa dengan anak muda yang hanya mengandalkan titel, keperkasaan, dan kelincahan berdebat. Aku ragu apakah mereka mampu serta sanggup untuk melawan arus.

Arus itulah yang kini menenggelamkan nyali kita semua. Murah sekali harga seorang aktivis yang dulu lantang melawan, tapi kini duduk empuk jadi penguasa. Murah sekali harga idealisme seorang ilmuwan yang mau menyajikan data bohong tentang kemiskinan. Murah sekali harga seorang penyair yang mau rame-rame mendukung pencabutan subsidi. Aku gusar memandang negerimu, yang tidak lagi punya ksatria pemberani. Seorang kstaria yang mau hidup dalam kesunyian dan dengan gagah meneriakkan perlawanan. Tulisan adalah senjata sekaligus bujukan yang bisa menghanyutkan kesadaran perlawanan. Kau harus berani mempertahankan nyalimu untuk selalu bertanya pada kemapanan, kelaziman, dan segala bentuk pidato yang disuarakan oleh para penguasa.

Yang kauhadapi sekarang ini adalah sistem yang kuncinya tidak terletak pada satu orang. Kau berhadapan dengan dunia pendidikan yang menghasilkan ilmu tentang bagaimana jadi budak yang baik. Kau kini bergulat dengan teman-temanmu sendiri yang bosan hidup berjuang tanpa uang. Kau sebal dengan parlemen yang dulu ikut kau pilih, tetapi kini tambah membuat kebijakan yang menyudutkan rakyat. Kau perlahan-lahan jadi orang yang hanya mampu melampiaskan kemarahan tanpa mampu untuk merubah. Kau kemudian percaya kalau pemecahannya adalah melalui mekanisme, partisipasi, dan dukungan logisistik yang mencukupi. Kau diam-diam tak lagi percaya dengan revolusi. Kau yakin perubahan bisa berjalan kalau dijalankan dengan berangsur-angsur dan membuat jaringan. Gerakanmu lama-lama mirip dengan bisnis malam.

Saudaraku yang baik! Hukum perubahan sosial sejak dulu tidak berubah. Kau perlu dedikasikan hidupmu untuk kata yang hingga kini seperti mantera: lawan! Lawanlah dirimu sendiri yang mudah sekali percaya pada teori perubahan sosial yang hanya cocok untuk didiskusikan ketimbang dikerjakan. Lawanlah pikiranmu yang kini disibukkan oleh riset dan penelitian yang sepele. Kemiskinan tak usah lagi dicari penyebabnya tapi cari sistem apa yang harus bertanggung jawab. Ajak pikiranmu untuk membaca kembali apa yang dulu kukerjakan dan apa yang sekarang dikerjakan oleh gerakan sosial di berbagai belahan dunia. Gabungkan dirimu bukan dengan LSM, tapi bersama-sama orang miskin untuk bekerja membuat sistem produksi. Tak ada yang bermartabat dari seorang anak muda, kecuali dua hal: bekerja untuk melawan penindasan dan melatih dirinya untuk selalu melawan kemapanan.

Che guevara Bapak REVOLUSI


sumber : http://riokrismawan.wordpress.com/2008/01/24/surat-che-guevara


our prophet of revolution "nabi Muhammad SAW"

our prophet of revolution "nabi Muhammad SAW"

  • Jauhilah dengki, karena dengki memakan amal kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.
  • Tiga sifat manusia yang merusak adalah, kikir yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti, serta sifat mengagumi diri sendiri yang berlebihan.
  • Pahlawan bukanlah orang yang berani meletakkan pedangnya ke pundak lawan, tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala ia marah.
  • Seseorang yang oprimis akan melihat adanya kesempatan dalam setiap malapetaka, sedangkan orang pesimis melihat malapetaka dalam setiap kesempatan.
  • Orang besar bukan orang yang otaknya sempurna tetapi orang yang mengambil sebaik-baiknya dari otak yang tidak sempurna.
  • Memperbaiki diri adalah alat yang ampuh untuk memperbaiki orang lain.
  • Jika seseorang tidak mencintai anda janganlah dia anda benci, karena mungkin akan tumbuh benih cinta kembali.
  • Bukan kecerdasan anda, melainkan sikap andalah yang yang akan mengangkat anda dalam kehidupan.
  • Jika rasa cinta terbalas, maka bersyukurlah karena Allah telah memberikan hidup lebih berharga dengan belas Kasih-Nya.
  • Dalam perkataan, tidak mengapa anda merendahkan diri, tetapi dalam aktivitas tunjukkan kemampuan Anda.
  • Tegas berbeda jauh dengan kejam. Tegas itu mantap dalam kebijaksana sedangkan kejam itu keras dalam kesewenang-wenangan.
  • Jika rasa cinta itu tak terbalas maka bersukurlah, karena anda akan dipilihkan Allah yang lebih baik
  • Sifat orang yang berlilmu tinggi adalah merendahkan hati kepada manusia dan takut kepada Tuhan.
  • barang siapa yang secara sengaja melakukan suatu perbuatan dosa, akan kehilangan sebagian dari akalnya sendiri, yang takkan kembali untuk selama-lamanya.
  • barang siapa yang berkeliaran disekitar garis batas tempat yang terlarang, dikhawatirkan akan tersesat didalmnya